Wisatanesia.com-Danau Maninjau berada pada ketinggian ± 500 m diatas permukaan laut dan di kelilingi oleh Bukit Barisan yang menjulang dan curam, sehingga membuat Danau Maninjau tak ubahnya seperti kawah raksasa. Danau yang indah ini dikenal juga sebagai yang memiliki banyak tempat romantis sehingga wajar jika banyak wisatawan mancanegara menyebutnya The lake with romantic scene karena disisi manapun anda melihatnya akan tampak pemandangan yang menakjubkan.
Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung berapi (Gunung Tinjau) pada masa lampau. Danau yang indah ini terletak ±36 Km dari Bukittinggi kearah barat yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum tujuan Maninjau dan Lubuk Basung dengan melewati kelok 44 yang unik memiliki luasnya sekitar 99,5 km² dan kedalaman maksimum 495 meter.
Keberadaan Danau Maninjau menciptakan sebuah cerita legenda “Bujang Sembilan”, yang dipercaya keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Alkisah ada satu keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani. Keelokkan paras dan perilaku Sani menjadi daya pikat tersendiri bagi seorang pemuda bernama Sigiran. Singkat kata mereka kemudian menjalin asmara. Suatu hari mereka dituduh telah melakukan perbuatan amoral oleh para bujang. Untuk membuktikannya, mereka melompat ke kawah gunung Tinjau. Mereka bersumpah jika mereka melakukan tindak amoral maka gunung ini tidak akan meletus, dan jika mereka tidak melakukan tindakan amoral maka gunung ini akan meletus. Akhirnya gunung tersebut meletus dan hasil letusan tersebut membentuk kawah besar yang kemudian diisi oleh air dan menjadi danau seperti sekarang.
Presiden Pertama RI Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Danau Maninjau dan takjub dengan keindahannya. Untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut ia menulis sebuah pantun yang berbunyi “Jika makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau, jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau”. Pantun yang ditulis oleh Presiden pertama RI ini, cukup mewakili untuk menggambarkan keindahan panorama alam Danau Maninjau nan eksotis.
Didanau ini kita dapat berenang, memancing serta bertualang dengan sepeda mengelilingi danau. Disekitar danau ini banyak terdapat penginapan berupa Homestay, Hotel, Cafe, serta berbagai masakan dan makanan khas masyarakat Maninjau seperti Palai Rinuak, Bada Salai, Ikan Bakar, Pensi yang tidak terdapat di daerah lain.
Untuk menuju Danau ini, ditempuh melalui jalur darat. Ada 2 alternatif jalur untuk menuju ke Danau maninjau.
Pertama, dari Barat, perjalanan dimulai dari Kota Padang melewati jalur Pariaman menuju Lubuk Basung (ibu kota Kabupaten Agam), lebih kurang ditempuh selama 3 jam. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil pribadi atau mobil sewaan.
Kedua, Dari timur, perjalanan dimulai dari Padang menuju Bukittinggi dan dari kota Bukittinggi perjalanan dilanjutkan ke Danau Maninjau melewati kelok 44 yang unik. Dari kelok 44 dapat menikmati keindahan danau serta puluhan ekor kera yang kita dapat memberi makan mereka secara langsung. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, mobil pribadi atau mobil sewaan. Waktu perjalanan ditempuh kurang lebih 3½ jam.
wisata indonesia surga dunia
Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung berapi (Gunung Tinjau) pada masa lampau. Danau yang indah ini terletak ±36 Km dari Bukittinggi kearah barat yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum tujuan Maninjau dan Lubuk Basung dengan melewati kelok 44 yang unik memiliki luasnya sekitar 99,5 km² dan kedalaman maksimum 495 meter.
Keberadaan Danau Maninjau menciptakan sebuah cerita legenda “Bujang Sembilan”, yang dipercaya keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Alkisah ada satu keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani. Keelokkan paras dan perilaku Sani menjadi daya pikat tersendiri bagi seorang pemuda bernama Sigiran. Singkat kata mereka kemudian menjalin asmara. Suatu hari mereka dituduh telah melakukan perbuatan amoral oleh para bujang. Untuk membuktikannya, mereka melompat ke kawah gunung Tinjau. Mereka bersumpah jika mereka melakukan tindak amoral maka gunung ini tidak akan meletus, dan jika mereka tidak melakukan tindakan amoral maka gunung ini akan meletus. Akhirnya gunung tersebut meletus dan hasil letusan tersebut membentuk kawah besar yang kemudian diisi oleh air dan menjadi danau seperti sekarang.
Presiden Pertama RI Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Danau Maninjau dan takjub dengan keindahannya. Untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut ia menulis sebuah pantun yang berbunyi “Jika makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau, jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau”. Pantun yang ditulis oleh Presiden pertama RI ini, cukup mewakili untuk menggambarkan keindahan panorama alam Danau Maninjau nan eksotis.
Didanau ini kita dapat berenang, memancing serta bertualang dengan sepeda mengelilingi danau. Disekitar danau ini banyak terdapat penginapan berupa Homestay, Hotel, Cafe, serta berbagai masakan dan makanan khas masyarakat Maninjau seperti Palai Rinuak, Bada Salai, Ikan Bakar, Pensi yang tidak terdapat di daerah lain.
Untuk menuju Danau ini, ditempuh melalui jalur darat. Ada 2 alternatif jalur untuk menuju ke Danau maninjau.
Pertama, dari Barat, perjalanan dimulai dari Kota Padang melewati jalur Pariaman menuju Lubuk Basung (ibu kota Kabupaten Agam), lebih kurang ditempuh selama 3 jam. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil pribadi atau mobil sewaan.
Kedua, Dari timur, perjalanan dimulai dari Padang menuju Bukittinggi dan dari kota Bukittinggi perjalanan dilanjutkan ke Danau Maninjau melewati kelok 44 yang unik. Dari kelok 44 dapat menikmati keindahan danau serta puluhan ekor kera yang kita dapat memberi makan mereka secara langsung. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, mobil pribadi atau mobil sewaan. Waktu perjalanan ditempuh kurang lebih 3½ jam.
wisata indonesia surga dunia
No comments:
Post a Comment